KIMIA HIJAU SERTA PRINSIP - PRINSIP PENERAPANNYA |
Kimia Hijau mulai dikenal secara global mulai awal tahun 1990 an, setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi. Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada pengurangan penggunaan dan pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari sisi perancangan maupun proses. Bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep kimia hijau ini meliputi berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan iklim global, dan penipisan sumber daya alam.
Untuk mengkaji lebih jauh tentang kimia hijau ini mari kita simak penjelasan singkat berikut ini :
A. Pengertian dan Pentingnya Kimia Hijau
1. Pengertian Kimia Hijau
Sebelum melangkah lebih jauh, apakah anda tahu apa itu green chemistry (Kimia Hijau)? Menurut UNESCO, Green Chemistry adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menciptakan proses kimia yang aman, baik untuk diri sendiri ataupun lingkungan.
Sedangkan secara bahasa, Kimia Hijau terdiri dari dua kata yaitu Kimia dan Hijau. dua kata ini bila dikaji lebih jauh akan didapatkan gambaran seperti berikut, Pertama Kita pahami terlebih dahulu kata Hijau, Hijau adalah sebuah warna yang menggambarkan suasana atau lingkungan yang menyejukkan dan penuh keasrian. Coba Anda Bandingkan Keempat Gambar di bawah ini :
|
|
|
Alam hijau dan Hewan (Shutterstock Photo) |
|
Tumbuhan Hijau dan Kijang (Istock Photo) |
|
|
|
Pegunungan gersang (Photo dari Istock) |
|
Tanah yang Tandus (Photo dari Istock) |
Dari Keempat gambar di atas Apa yang bisa Anda Ungkapkan?, Bandingkan dua gambar diatas dengan dua gambar di bawahnya. Coba ceritakan masing – masing Suasana gambar di atas!.
Secara mudah Kondisi hutan yang hijau, sungai yang bersih, Hewan yang merasa betah tinggal di dalamnya dan terjadi harmonisasi kehidupan menandakan suasana linkungan yang sehat, asri , tidak tercemar, nyaman, betah, dan menentramkan. gambaran ini menandakan terciptanya lingkungan yang lestari.
Berbeda dengan dua pemandangan di bawahnya, menunjukkan keadaan lingkungan yang tandus tidak mendukung kehidupan dan jauh dari kondisi lingkungan yang asri serta sehat.
Selanjutnya keaadaan mana yang yang anda pilih sebagai lingkungan yang hijau ?
Kata kedua adalah Kimia, Kata Kimia sangat erat kaitannya dengan bahan dan perubahan (Reaksi) kimia, sebagaimana anda tahu reaksi kimia yang terdapat di sekitar kita banyak sekali ragam peristiwanya seperti contoh gambar berikut :
|
|
|
Pembakaran sampah (Detik.com) |
|
Penyemprotan pestisida |
|
|
|
Penggunaan BBM (Compas.com) |
|
Sampah plastik (koran kompas) |
Dan masih banyak lagi contoh penggunaan bahan dan reaksi kimia dalam kehidupan kita sehari – hari. Cobalah Anda inventaris sendiri.
Dari keempat gambaran diatas hal apa sajakah yang bisa anda, tangkap?, Coba utarakan pendapat Anda!
Secara sederhana mari kita urai ke empat gambar tersebut satu persatu dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
- Reaksi apakah yang terjadi pada pembakaran sampah?, Apa yang di hasilkan?, Bagaimana akibatnya?
- Bersifat apakah bahan pertisida tersebut? dan apa akibatnya jika digunakan sembarangan?
- Penggunaan BBM sekarang ini sudah sangat massif, Apakah akan habis?, Apa akibatnya terhadap lingkungan udara dan pemanasan global?.
- Plastik adalah bahan yang sukar terurai bisa mencapai puluhan tahun, bahkan menjadi polutan air yang sangat membahayakan untuk ekosistem air, Bagiamana cara menanggulanginya?. Langkah apa yang harus kita perbuat?.
Dari keseluruhan pertanyaan tadi bagaimana dampaknya terhadap kelestarian lingkungan dan kehidupan manusia?. Itulah kata kunci yang harus kita pahami bersama – sama untuk memahami kimia hijau.
Setelah kita lihat uraian singkat dan mencoba jawab semua pertanyaan yang ada maka pengertian kimia hijau dapat didefinisikan berbagai teknik dan metodologi kimia yang berusaha untuk mengurangi atau menghilangkan dampak negative baik penggunaan atau produksi bahan mentah, produk samping, pelarut dan sebagainya yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungannya.
Sedangkan Definisi dari LIPI adalah Kimia Hijau (Green Chemistry) merupakan bidang kimia yang berfokus pada pencegahan polusi.
2. Pentingnya Kimia Hijau
Para Ilmuwan saat ini sedang berlomba untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan. Kenapa harus ramah lingkungan? Karena kedepannya ketika produk tidak ramah lingkungan ini menjadi sampah, justru akan mencemari lingkungan dan juga berbahaya untuk kesehatan makhluk hidup. Salah satu contoh penerapan ide ini adalah alternatif bahan baku pembuatan polistirena. Seperti yang sudah diketahui, polistirena adalah bahan baku pembuatan gelas plastik dan kemasan
Pentingnya pendekatan kimia hijau adalah untuk menciptakan zat-zat kimia yang lebih baik dan aman dan secara bersamaan dapat memilih cara-cara yang paling aman dan efisien untuk mensintesa zat-zat tersebut dan mengurangi sampah kimia yang dihasilkan. Dengan demikian, Kimia hijau berperan untuk merealisasikan pembangunan berkelanjutan pada aneka macam lini, yang didasarkan pada 12 (dua belas) prinsip mencakup: Pencegahan, Atom economy, Sintesis bahan kimia rendah ancaman, Desain bahan kimia aman, Pelarut dan materi tambahan aman.
Oleh Karena Itu Pentingnya kimia hijau antara lain :
1. Pentingnya kimia hijau adalah membuat lingkungan rumah dan sekitarnya aman dan sehat
2. Pentingnya kimia hijau adalah membuat udara, air, tanah, tanaman, dan hewan terhindar dari paparan bahan kimia berbahaya.
3. Pentingnya kimia hijau adalah menjaga lingkungan tetap asri dan sehat.
4. Pentingnya kimia hijau adalah membuat bumi terhindar dari pemanasan global dan bencana alam.
BACA JUGA: 45 SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER KIMIA KELAS 10
B. Prinsip kimia hijau dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan,
Kimia Hijau mempunyai 12 azas atau prinsip yang dapat diadaptasi untuk diaplikasikan dalam sikap dan tindakan manusia dalam upaya penyelamatan lingkungan. prinsip green chemistry (Kimia Hijau) bertujuan mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya dengan mendesain dari produk-produk kimia dan prosesnya, dengan demikian penerapan 12 prinsip inilah yang akan diaplikasikan dalam pembelajaran kimia yang berwawasan lingkungan, baik dalam bentuk teori maupun pada kegiatan praktikum di laboratorium.
Anastas & Warner mengusulkan 12 prinsip Kimia Hijau (green chemistry) yang perlu dipertimbangkan, yaitu :
1. Pencegahan terbentuknya bahan buangan beracun akan lebih baik daripada menangani atau membersihkan bahan buangan tersebut.
Lebih baik mencegah daripada menanggulangi atau membersihkan limbah yang timbul setelah proses sintesis, karena biaya untuk menanggulangi limbah sangat besar.
2. Mengekonomiskan atom dalam merancang metode sintesis.
Metode sintesis yang digunakan harus didesain untuk meningkatkan proporsi produk yang diinginkan dibandingkan dengan bahan dasar.Konsep atom ekonomi ini mengevaluasi sistem terdahulu yang hanya melihat rendemen hasil sebagai parameter untuk menentukan suatu reaksi efektif dan efisiens tanpa melihat seberapa besar limbah yang dihasilkan dari reaksi tersebut.Atom ekonomi disini digunakan untuk menilai proporsi produk yang dihasilkan dibandingkan dengan reaktan yang digunakan.Jika semua reaktan dapat dikonversi sepenuhnya menjadi produk, dapat dikatakan bahwa reaksi tersebut memiliki nilai atom ekonomi 100%.
3. Sintesis bahan kimia yang tidak atau kurang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungannya.
Metode sintesis yang digunakan harus didesain dengan menggunakan dan menghasilkan bahan kimia yang tidak beracun terhadap manusia dan lingkungan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu meminimalkan paparan atau meminimalkan bahaya terhadap orang yang menggunakan bahan kimia tersebut.
4. Merancang produk bahan kimia yang lebih aman, walaupaun sifat racunnya dikurangi tetapi fungsi-nya tetap efektif.
Pengetahuan mengenai struktur kimia memungkinkan seorang kimiawan untuk mengkarakterisasi toksisitas dari suatu molekul serta mampu mendesain bahan kimia yang aman. Target utamanya adalah mencari nilai optimum agar produk bahan kimia memiliki kemampuan dan fungsi yang baik akan tetapi juga aman (toksisitas rendah).
5. Menggunakan pelarut dan bahan-bahan pendukung yang lebih aman dan tidak berbahaya.
pada proses fisika ataupun kimia harus diminimalkan atau sebisa mungkin dihindari karena pada setiap tahapan derivatisasi memerlukan tambahan reagen yang nantinya memperbanyak limbah.
6. Rancangan untuk efisiensi energi.
Energi yang digunakan dalam suatu proses kimia harus mempertimbangkan efek terhadap lingkungan dan aspek ekonomi. Jika dimungkinkan reaksi kimia dilakukan dalam suhu ruang dan menggunakan tekanan.Penggunaan energi alternatif dan efisien dalam sintesis dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode baru diantaranya adalah dengan menggunakan radiasai gelombang mikro (microwave), ultrasonik dan fotokimia.
7. Penggunaan bahan dasar yang dapat diperbaharui.
Penggunaan bahan baku yang dapat diperbarui lebih disarankan daripada menggunakan bahan baku yang tak terbarukan didasarkan pada alasan ekonomi. Bahan baku terbarukan biasanya berasal dari produk pertanian atau hasil alam, sedangkan bahan baku tak terbarukan berasal dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, dan bahan tambang lainnya.
8. Mengurangi turunan (derivatives) yang tidak penting
Derivatisasi yang tidak diperlukan seperti penggunaan gugus pelindung, proteksi/deproteksi, dan modifikasi sementara pada proses fisika ataupun kimia harus diminimalkan atau sebisa mungkin dihindari karena pada setiap tahapan derivatisasi memerlukan tambahan reagen yang nantinya memperbanyak limbah.
9. Menggunakan katalis untuk meningkatkan selektifitas dan meminimalkan energi.
Penggunaan katalis memberikan selektifitas yang lebih baik, rendemen hasil yang meningkat, serta mampu mengurangi produk samping.Peran katalis sangat penting karena diperlukan untuk mengkonversi menjadi produk yang diinginkan.Dari sisi green chemistry penggunaan katalis berperan pada peningkatan selektifitas, mampu mengurangi penggunaan reagen, dan mampu meminimalkan penggunaan energi dalam suatu reaksi.
10. Merancang produk-produk kimia yang dapat terdegradasi menjadi produk yang tidak berbahaya.
Bahan kimia harus didesain dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, oleh karena itu suatu bahan kimia harus mudah terdegradasi dan tidak terakumulasi di lingkungan.Seperti sintesis biodegradable plastik, bioderadable polimer, serta bahan kimia lainya
11. Analisis serentak untuk mencegah polusi.
Metode analisis yang dilakukan secara real-time dapat mengurangi pembentukan produk samping yang tidak diinginkan.Ruang lingkup ini berfokus pada pengembangan metode dan teknologi analisis yang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dalam prosesnya.
12. Bahan kimia yang digunakan dalam proses kimia dipilih yang lebih aman untuk mencegah kecelakaan
Bahan kimia yang digunakan dalam reaksi kimia harus dipilih sedemikian rupa sehingga potensi kecelakaan yang dapat mengakibatkan masuknya bahan kimia ke lingkungan, ledakan dan api dapat dihindari.
C. Kegiatan – kegiatan yang mendukung prinsip kimia hijau
Contoh Kegiatan :
Ø Kegiatan atau kejadian di dalam/sekitar rumah : Membakar sampah di udara terbuka
Ø Proses kimia : Proses pembakaran tidak sempurna.
Reaksi pembakaran tidak sempurna:
3 CxHy (g) + (3/2 x + 3/4 y)O2 (g) Ã Ã x CO2 (g) + 3/2 yH2O (l) + x CO (g) + xC (s)
Ø Hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau :
Proses pembakaran tak sempurna melepaskan gas CO2 sebagai gas rumah kaca yang menyebabkan peningkatan suhu bumi, dan gas karbon monoksida (CO) yang berbahaya bagi
kesehatan.
Ø Tindakan sebagai solusi penerapan prinsip kimia hijau :
Pilah sampah plastik dari sampah organik. Sampah plastik didaur ulang menjadi pot tanaman, sedangkan sampah organik dijadikan kompos.
Ø Alternative pengembangan tidakan lainnya sebagai solusi penerapan prinsip kimia hijau:
(1) Pilah sampah plastik dari sampah organik. Sampah plastik didaur ulang menjadi pot tanaman, sedangkan sampah organik dijadikan kompos.
(2) Membuat bank sampah sehingga sampah dari setiap rumah dapat dipilah-pilah lebih dahulu lalu diberikan ke bank sampah. Sampah yang diberikan dapat ditukar dengan barang kebutuhan sehari-hari disesuaikan dengan jenis dan jumlah sampah yang ditukar.
(3) Sampah dapur berupa limbah kulit buah dan sayuran dapat diolah menjadi ecoenzyme. Ecoenzyme dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair sekaligus pembasmi hama yang alami dan ramah lingkungan.
Salah satu peran kimia hijau adalah mendukung 17 agenda pembangunan berkelanjutan hingga tahun 2030 yang dicanangkan PBB. Ke-17 agenda tersebut dapat Kalian simak pada Gambar di bawah ini.
|
Agenda pembangunan berkelanjutan 2030 PBB Sumber: un.org/United Nations (2020) |
Dari ke-17 agenda tersebut, prinsip kimia hijau terintegrasi dalam tiga agenda pembangunan berkelanjutan 2030 yaitu agenda nomor 3, 6, 7, 13, 14, dan 15. Hidup sehat dan sejahtera bagi semua manusia di bumi tentu karena lingkungan yang aman dan bebas bahan-bahan berbahaya.
Demikian Uraian singkat tentang Pengertin dan Pentingnya Kimia Hijau dalam pembangunan lingkungan berkelanjutkan yang dapat di paparkan semoga bermanfaat.
sumber :
https://www.uii.ac.id/kimia-hijau-wujudkan-pembangunan-berkelanjutan-di-berbagai-lini/
http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?lang=id&u=blog-single&p=343
Bahan Kimia Hijau (Buku HIjau BAB 1 dab 2) E-book
konsep-pengetahuan-lingkungan-green-chemistry- seminar Nasional X- FKIP UII
https://warstek.com/butuh-ide-12-prinsip-green-chemistry-ini-mungkin-bisa-membantu-anda/
Ilmu Pengetahuan Alam | untuk SMA Kelas X terbitan KEMBIKBUD RI (Buku Murid IPA BAB 3 Fase E)
EmoticonEmoticon