LANGKAH - LANGKAH MEMBUAT INSTRUMENT SOAL TES TERTULIS TERBARU |
Pada akhir proses pembelajaran, hasil yang dicapai peserta didik dalam proses itu diukur menggunakan tes, yang sering dikenal sebagai Evaluasi. Karena kegiatan apapun yang dilakukan, jika ingin memperoleh informasi mengenai kinerjanya maka perlu dilakukan evaluasi. Tanpa evaluasi, sulit untuk memperoleh informasi apakah program pembelajaran sudah berlangsung dengan baik atau sebaliknya.
Tes merupakan inatrumen alat ukur untuk pengumpulan data di mana dalam memberikan respons atas pertanyaan dalam instrument, peserta didik didorong untuk menunjukkan penampilan maksimalnya. Menurut Webster’s Collegiate, tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiki oleh undividu atau kelompok (Arikunto, 1988: 29).
Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran dikenal bentuk Tes tertulis dan tes Keterampilan. Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya diberikan dalam bentuk tulisan.Dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu harus merespons dalam bentuk menulis kalimat jawaban, tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda, menggambar grafik, diagram, dan lain-lain.
Bentuk soal tes tertulis dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian. Pertama, soal yang tersedia pilihan jawabannya, yaitu soal pilihan ganda, soal dua pilihan jawaban (Benar-Salah, Ya-Tidak), dan menjodohkan. Kedua, soal yang tidak tersedia pilihan jawabannya yaitu soal isian dan uraian.
Dalam membuat tes tertulis dibutuhkan Langkah-langkah dalam penyusunan instrumen tes tertulis yang mencakup penentuan tujuan, penyusunan kisi-kisi, penulisan soal, telaah, dan revisi.
A. Menentukan tujuan,
Dalam menyusun tes tertulis, pendidik harus menetapkan tujuan tes terlebih dahulu. Mengapa ini penting ?, karena Tes memiliki tujuan untuk mengetahui penguasaan materi pelajaran oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran, hal ini berbeda jenis dan isinya dengan tes yang memiliki tujuan mengetahui kesulitan belajar peserta didik (diagnostic test), penempatan (placement test), atau seleksi.
B. Penyusunan kisi-kisi,
Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan perakitan tes. Dengan adanya kisi-kisi, dapat dihasilkan soal yang sama (paralel) dari segi kedalaman dan cakupan materi.
Komponen kisi-kisi terdiri atasidentitas dan matriks.
· Identitas meliputi jenjang pendidikan, program/jurusan, mata pelajaran, kurikulum, dan jumlah soal.
· Matriks berisi kompetensi dasar, materi, indikator soal, level kognitif, nomor soal, dan bentuk soal.
Syarat kisi-kisi yang baik:
1. Mewakili isi kurikulum/kompetensi;
2. Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami;
3. Dapat dibuat soalnya sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.
Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik setelah mempelajari materi pelajaran tertentu sesuai dengan kurikulum yang digunakan oleh satuan pendidikan. Dari KD tersebut, diidentifikasi materi yang akan diujikan dan dirumuskan indikator soalnya. Dalam pembuatan soal, pendidik memilih materi esensial.
Pemilihan materi dalam penyusunan kisi-kisi hendaknya memperhatikan 4 aspek berikut ini:
1. Urgensi, secara teoritis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai peserta didik;
2. Relevansi, materi yang dipilih sangat diperlukan untuk mempelajari atau memahami bidang lain;
3. Kontinuitas, materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau pendalaman materi dari yang sebelumnya pernah dipelajari dalam jenjang yang sama maupun antarjenjang; dan
4. Keterpakaian, materi memiliki daya terap dan nilai guna yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, kompetensi, mata pelajaran, dan satuan pendidikan.
Untuk Syarat indikator yang baik adalah:
1. Memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur;
2. Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur;
3. Berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih; dan
4. Dapat dibuatkan soalnya.
Bagian Penting lainnya adalah tentang perumusan indicator, terdapat dua cara dalam perumusan indikator soal, yaitu menggunakan stimulus dan tanpa stimulus.
· Stimulus dapat berupa wacana/ilustrasi, tabel, grafik, diagram, kasus, dan gambar.
· Satu stimulus dapat digunakan untuk beberapa butir soal.
· Bentuk soal pilihan ganda menggunakan satu kata kerja operasional dan bentuk soal uraian menggunakan satu atau lebih kata kerja operasional.
Contoh indikator soal yang tidak menggunakan stimulus:
Indikator : Peserta didik dapat menjelaskan proses metamorfosis hewan tertentu.
Contoh indikator soal yang menggunakan stimulus:
Indikator: Disajikan tabel titik didih dan titik lebur 3 isomer suatu
senyawa karbon dengan nama yang tidak sebenarnya (Kondisi/Stimulus), peserta didik(Audiens) dapat memprediksi titik didih, rumus struktur dan nama
senyawa dari ketiga isomer tersebut (Behavior/Perilaku yang diukur).
Indikator: Disajikan wacana tentang dua jenis bensin dan mutunya (Kondisi/Stimulus), peserta didik(Audiens) dapat membandingkan mutu bensin berdasarkan strukturnya dengan benar(Behavior/Perilaku yang diukur).
Contoh Soal:
1. Senyawa hidrokarbon memiliki sifat kekhasan atom karbon. Sifat tersebut
diantaranya memiliki isomer dan membentuk rantai karbon lurus maupun
bercabang.
Berikut ini diberikan data sifat fisika dari 3 (tiga) isomer senyawa C5H12 :
No |
Jenis Data |
X |
Y |
Z |
1 |
Titik didih (ᶛC) |
10 |
28 |
36 |
2 |
Titik lebur (ᶛC) |
-17 |
-160 |
-130 |
Berdasarkan data tersebut, dapat diprediksi senyawa X, Y dan Z berturut turut
adalah .... (Pernyataan /Pertanyaan)
A. X = n-pentana ; Y = 2-metil butane; Z = 2,2- dimetil propana (Pengecoh)
B. X = 2,2- dimetil propane; Y = 2-metil butane; Z = n-pentana (Kunci jawaban)
C. X = 2-metil butane; Y = 2,2- dimetil propane; Z = n-pentana (Pengecoh)
D. X = 2,2- dimetil propane; Y = n-pentana; Z = 2-metil butana (Pengecoh)
E. X = n-pentana; Y = 2,2- dimetil propane; Z = 2-metil butana (Pengecoh)
2. Minyak bumi sebagian besar tersusun atas senyawa hidrokarbon, minyak bumi berasal dari sisa organisme hewan atatu tumbuhan yang mati jutaan tahun yang lalu. Minyak bumi hasil pengeboran biasa disebut crude oil (minyak mentah). Bensin adalah salah satu fraksi minyak bumi yang berfungsi sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Bilangan oktana suatu bensin adalah salah satu karakter yang menunjukkan mutu bakar bensin tersebut, yang dalam prakteknya menunjukkan ketahanan terhadap ketukan (knocking). Untuk menentukan nilai oktan, ditetapkan 2 jenis senyawa sebagai pembanding yaitu isooktana dan n-heptana. Saat ini di pasaran ada beberapa jenis bensin yang memiliki bilangan oktan berbeda-beda. Bensin A dibuat dengan mencampurkan 88% isooktana dan 12% n-heptana. Bensin B dibuat dengan mencampurkan 92% isooktana dan 8% n-heptana.
a. Bandingkan mana yang lebih tinggi mutu bensinnya, berikan alasannya!
b. Manakah yang lebih banyak menghasilkan knocking pada mesin?
CONTOH PENULISAN KISI-KISI SOAL
Jenjang Pendidikan : SMA/MA
Mata Pelajaran : Kimia
Kurikulum : 2013
No |
Kompetensi Dasar |
Kls |
Materi |
Level kognitif |
Indikator |
Jenis soal |
No Soal |
|
3.10 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan kekhasan atom karbon dan golongan senyawanya |
XI |
Hidrokarbon dan minyak bumi |
Memprediksi dan Analisis (L3) |
Disajikan tabel titik didih dan titik lebur 3 isomer suatu senyawa karbon dengan nama yang tidak sebenarnya, peserta didik dapat memprediksi titik didih, rumus struktur dan nama senyawa dari ketiga isomer tersebut |
PG |
5 |
Penalaran (L3) |
Disajikan wacana tentang dua jenis bensin dan mutunya, peserta didik dapat membandingkan mutu bensin berdasarkan strukturnya dengan benar |
Uraian |
5 |
C. Penulisan soal,
Dalam penulisan soal tes hasil belajar, misalnya ulangan harian, tes formatif, sumatif, dan ujian sekolah, pembuat soal perlu memiliki pengetahuan tentang proses penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator soal. Indikator soal dibuat untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar yang dituntut dalam kurikulum.
Berikut ini adalah diagram yang menggambarkan proses penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator.
Keterangan diagram
Kompetensi Dasar (KD) |
: |
Kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik setelah mempelajari materi pelajaran tertentu. KD ini diambil dari kurikulum. |
Materi |
: |
Materi yang harus dikuasai peserta didik berdasarkan KD yang akan diukur. |
Indikator |
: |
Rumusan yang berisi ciri-ciri perilaku yang dapat diukur sebagai petunjuk ketercapaian KD. |
Soal |
: |
Disusun berdasarkan indikator yang dibuat. |
Ø menunjukkan kesesuaian indikator soal dengan materi yang hendak diukur yang mengacu pada kompetensi dasar.
Ø menunjukkan alur penulisan soal.
Ø menunjukkan adanya kesesuaian soal dengan indikator soal, materi, dan kompetensi dasar.
Dalam penulisan soal, harus memperhatikan kaidah – kaidah penulisan soal. Selain itu, dalam menyusun soal tidak boleh menyinggung Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan (SARA). Soal juga tidak boleh bermuatan politik, pornografi, kekerasan, promosi instansi, dan produk komersial.
Berikut ini Beberapa kaidah penulisan soal yang dapat dijadikan pedoman, sesuai dengan bentuk soal yang di buat:
1. Soal Pilihan Ganda
Dalam soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor).
Keunggulan dan Keterbatasan Soal Pilihan Ganda:
Keunggulan
· Dapat mengukur berbagai jenjang kognitif
· Penskorannya mudah, cepat, objektif, dan dapat mencakup ruang lingkup materi yang luas
· Cocok untuk ujian yang sifatnya massal
Keterbatasan
· Memerlukan waktu yang relatif lama untuk menulis soalnya
· Sulit membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi
· Terdapat peluang untuk menebak jawaban yang benar
Sedangkan Kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal pilihan ganda, meliputi:
Materi
Soal harus sesuai dengan indicator dan Pilihan jawaban harus homogen dan logis dari segi materi serta mempunyai satu jawaban yang benar.
Konstruksi
· Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas, tidak memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. dan tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
· Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang berkaitan dengan materi yang diukur.
· Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
· Pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban di atas salah”, atau “Semua pilihan jawaban di atas benar” dan . Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka, dari nilai angka kecil ke nilai angka paling besar atau sebaliknya.
· Stimulus berupa gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas, berfungsi, dan konstektual.
· Soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Bahasa
Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, Bahasa yang komunikatif (mudah dipahami), dan tidak mengulang frase yang sama yang tidak satu pengertian dalam soal.
Contoh soal dan Bandingkan
Contoh soal yang kurang baik |
Contoh soal yang lebih baik |
Berikut ini bukan merupakan sifat dari larutan asam, kecuali .... A. mengubah warna lakmus merah menjadi biru B. sulit bersenyawa dengan logam C. memiliki pH kurang dari 7 D. tidak dapat menghantarkan arus listrik Kunci: C |
Berikut ini yang merupakan sifat dari larutan asam adalah .... A. mengubah warna lakmus merah menjadi biru B. sulit bersenyawa dengan logam C. memiliki pH kurang dari 7 D. tidak dapat menghantarkan arus listrik Kunci: C |
Penjelasan: Pokok soal di atas menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda, yaitu menggunakan kata bukan dan kecuali sehingga menyulitkan peserta didik memahami pokok soal. |
Aturan Tambahan Penulisan Soal Pilihan Ganda
1. Pokok soal yang berupa pertanyaan, maka pilihan jawabannya dalam bentuk kalimat yang diawali huruf besar dan diakhiri titik. Antara tanda tanya dan kata sebelumnya tidak diberi spasi.
Contoh soal:
Manakah di antara hubungan dua makhluk hidup berikut yang merupakan simbiosis parasitisme?
A. Kupu-kupu mengisap madu bunga mawar.
B. Tanaman anggrek hidup di batang pohon mangga.
C. Benalu hidup menempel di batang pohon rambutan.
D. Burung jalak memakan kutu di punggung kerbau.
Kunci: C
2. Pokok soal yang berupa pernyataan dan pilihan jawaban merupakan lanjutan dari kalimat pokok soal, maka pilihan jawaban diawali dengan huruf kecil tanpa titik. Pokok soal diakhiri empat titik. Sebelum titik empat diberi satu spasi.
Contoh Soal:
Hubungan antara dua makhuk hidup yang merupakan simbiosis parasitisme adalah ….
A. kupu-kupu mengisap madu bunga mawar
B. tanaman anggrek hidup di batang pohon mangga
C. benalu hidup menempel di batang pohon rambutan
D. burung jalak memakan kutu-kutu di punggung kerbau
Kunci: C
3. Pokok soal yang berupa pernyataan tetapi pilihan jawabannya berupa kalimat, maka pokok soal diikuti tiga titik dan pilihan jawabannya berupa kalimat utuh yang diawali huruf besar dan diakhiri titik.
Contoh Soal:
Peribahasa dari pernyataan “Hanya orang bodoh sajalah yang terlalu banyak cakap adalah …
A. Tong kosong nyaring bunyinya.
B. Tukang tidak membuang kayu.
C. Tinggal kulit pembalut tulang.
D. Tepung sebelah tangan tidak bunyi.
Kunci: A
2. Soal Pilihan Benar – Salah
Dalam bentuk soal benar/salah (ya/tidak) menuntut peserta tes untuk memilih jawaban benar/salah (ya/tidak) pada pernyataan yang disuguhkan. Sedangkan keunggulan dan keterbatasan bentuk soal dua pilihan jawaban ini sebagai berikut.
Keunggulan
· Dapat mengukur berbagai jenjang kemampuan kognitif.
· Materi yang diujikan dapat mencakup lingkup materi yang luas.
· Jawaban peserta didik dapat diskor dengan mudah, cepat, dan objektif.
Keterbatasan
Probabilitas menebak dengan benar sebesar 50%, dan Bentuk soal ini tidak dapat digunakan untuk menanyakan sesuatu konsep secara utuh karena pilihan jawabannya hanya dua, benar/salah (ya/tidak).
Kaidah – kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal dua pilihan jawaban tersebut adalah materi, konstruksi, dan bahasa.
Materi
· Konsep pada soal harus benar dan mutakhir (perkembangan terbaru) serta tidak multitafsir.
· Soal harus sesuai dengan indikator pada kisi-kisi penulisan yang telah disusun dan logis ditinjau dari segi materi.
Konstruksi
· Soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas serta merupakan pernyataan yang berkaitan dengan materi yang diukur.
· Soal tidak memberi petunjuk ke arah salah satu jawaban dan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
· Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
Bahasa
· Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia dan bahasa yang komunikatif.
· Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat, terutama jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
Contoh Soal Benar-Salah
1. Silanglah huruf B jika pernyataan benar dan silang huruf S bila salah!
Perhatikan gambar pelangi berikut!
No. |
Pernyataan |
B - S |
Kunci |
1 |
Warna-warni pelangi terbentuk akibat pembiasan dari sinar matahari oleh titik-titik air hujan. |
B - S |
B |
2 |
Sinar ungu memiliki panjang gelombang paling besar dibandingkan dengan sinar warna lainnya. |
B - S |
S |
3 |
Jumlah warna pelangi selalu 7 macam dengan urutan warna dapat berubah-ubah. |
B - S |
S |
3. Soal Menjodohkan
Pada soal menjodohkan tujuannya mengukur kemampuan peserta tes dalam mencocokkan, menyesuaikan, dan menghubungkan antardua pernyataan yang disediakan. Mencakup Lajur pertama (sebelah kiri) berupa pokok soal dan lajur kedua (sebelah kanan) berupa respons (jawaban). Sedangkan keunggulan dan keterbatasan bentuk soal bentuk ini adalah.
Keunggulan
· Relatif lebih mudah dalam perumusan butir soal
· Ringkas dan efektif dilihat dari segi rumusan butir soal dan pilihan jawaban
· Penskoran dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan objektif
Keterbatasan
· Cenderung mengukur kemampuan level 1 (mengingat), sehingga kurang tepat digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif yang lebih tinggi.
· Kemampuan menebak dengan benar relatif tinggi karena jumlah pernyataan soal dengan pernyataan jawaban tidak banyak berbeda.
· Memiliki keterbasan, karena tidak semua materi atau konsep dapat dilakukan dalam bentuk soal menjodohkan.
Untuk kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal menjodohkan adalah materi, konstruksi, dan bahasa.
Materi
· Soal harus sesuai dengan indicator dan logis serta homogen ditinjau dari segi materi.
· Rumusan pokok soal dan jawaban harus merupakan pernyataan yang berkaitan dengan materi yang diukur.
Konstruksi
· Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas serta tidak memberi petunjuk ke arah jawaban juga tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
· Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
· Setiap butir soal dalam satu paket tes yang sama tidak boleh berisi informasi yang bisa mempengaruhi peserta didik dalam menjawab butir soal lain.
· Jumlah jawaban lebih banyak dari pokok soal.
· Pokok soal dan jawaban disusun secara sistematis dan kronologis serta homogen dan paralel.
· Soal merupakan pernyataan yang berkaitan dengan materi yang diukur dengan kalimat yang relatif lebih panjang daripada jawaban.
· Pokok soal menggunakan angka sedangkan jawaban menggunakan huruf.
Bahasa
· Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa yang komunikatif.
· Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat, terutama jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
Contoh Soal Menjodohkan
Jodohkanlah definisi besaran pada kolom 2 dengan dimensi pada kolom 3!
No. |
Pernyataan |
Jawaban |
Kunci |
1 |
Besaran yang menunjukkan tingkat terangredupnya sebuah lampu. |
A. ML-3
B. LT-1
C. ML2T-3
D. MLT-2
E. ML-1T-2 |
C |
2 |
Besaran yang menunjukkan rapat massa sebuah benda. |
A |
|
3 |
Tarikan atau dorongan yang diberikan kepada suatu benda sehingga benda bergerak atau berhenti. |
D |
|
4 |
Besaran yang menunjukkan cepat lambatnya gerak sebuah benda. |
B |
4. Soal Isai dan Jawaban Singkat
adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban secara singkat, berupa kata, frasa, angka, atau simbol.
Perbedaannya adalah soal isian disusun dalam bentuk kalimat berita, sementara untuk soal jawaban singkat disusun dalam bentuk pertanyaan.
Keunggulan dan keterbatasan soal isian dan jawaban singkat adalah.
Keunggulan
Mencakup materi yang luas dan banyak serta dapat diskor dengan mudah, cepat, dan objektif.
Keterbatasan
Cenderung mengukur kemampuan mengingat
Untuk Kaidah – Kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal isian dan jawaban singkat adalah mencakup materi, konstruksi, dan bahasa.
Materi
· Pokok soal harus sesuai dengan indicator dan logis ditinjau dari segi materi dan Hanya ada satu kunci jawaban yang benar.
Konstruksi
· Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas serta merupakan pernyataan/pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diukur.
· Soal jawaban singkat menggunakan kalimat tanya.
· Soal isian menggunakan kalimat pernyataan.
· Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban dan tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
· Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada pokok soal harus jelas dan berfungsi.
· Setiap butir soal dalam satu paket tes yang sama tidak boleh berisi informasi yang bisa mempengaruhi peserta didik dalam menjawab butir soal lain.
· Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti yaitu berupa kata, frase, angka, simbol, tempat, atau waktu.
Bahasa
· Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa yang komunikatif.
· Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat, terutama jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
Contoh Soal Isian
Perhatikan gambar rantai makanan pada ekosistem kebun berikut!
Berdasarkan rantai makanan di atas, sawi dan bunga sepatu berperan sebagai ….
Kunci Jawaban: Produsen
Contoh Soal Jawaban Singkat
Perhatikan gambar berikut!
Apakah nama alat perlengkapan hidup masyarakat di masa prasejarah seperti pada gambar?
Kunci Jawaban : Kapak Genggam
5. Soal Uraian
adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajari dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis.
Berdasarkan cara penskorannya, bentuk soal uraian dibedakan menjadi soal uraian objektif dan soal uraian non-objektif.
Perbedaannya:
Soal uraian objektif |
Soal bentuk uraian non-objektif |
· mengukur kemampuan peserta didik menguraikan konsep tertentu sesuai materi pelajaran · penskoran dilakukan secara objektif |
· mengukur kemampuan peserta didik menguraikan pendapat terhadap konsep tertentu sesuai materi pelajaran · penskoran dilakukan secara subjektif. |
Catatan : harus memiliki pedoman penskoran yang jelas dan rinci. |
Sedangkan keunggulan dan keterbatasan soal uraian.
Keunggulan
Dapat mengukur kemampuan menyajikan jawaban terurai secara bebas, meng- organisasikan pikiran, mengemukakan pendapat, dan mengekspresikan gagasan-gagasan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat sendiri.
Keterbatasan
· jumlah materi atau pokok bahasan relatif terbatas.
· Waktu untuk memeriksa jawaban lama.
· Penskoran relatif subjektif .
· Tingkat reliabilitasnya relatif lebih rendah karena sangat tergantung pada penskor tes.
Kaidah Untuk Penulisan Uraian
Secara umum sama dengan kaidah – kaidah Penulisan soal yang lain, yaitu mencakup materi, konstruksi, dan bahasa. Hanya ada satu hal yang harus di perhatikan dalam konstruksi soal yaitu Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai.
Teknik membuat pedoman penskoran untuk soal uraian objektif adalah sebagai berikut:
1. Tuliskan semua jawaban benar atau kata kunci jawaban dengan jelas untuk setiap nomor soal.
2. Setiap kata kunci diberi skor 1 (satu).
3. Apabila suatu pertanyaan mempunyai beberapa subpertanyaan, rincilah kata kunci dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawaban. Kata-kata kunci ini dibuatkan skornya (masing-masing 1).
4. Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal. Jumlah skor ini disebut skor maksimum dari satu soal.
Teknik membuat pedoman penskoran untuk soal uraian non-objektif sebagai berikut:
1. Tuliskan kriteria jawaban untuk dijadikan pedoman dalam memberi skor. Kriteria jawaban disusun sedemikian rupa sehingga pendapat/pandangan pribadi peserta didik yang berbeda dapat diskor menurut uraian jawabannya.
2. Tetapkan rentang skor untuk tiap kriteria jawaban.
a. Rentang skor terendah = 0 (nol), sedangkan rentang skor tertinggi ditentukan berdasarkan keadaan jawaban yang dituntut oleh soal. Semakin kompleks jawaban, rentang skor semakin besar.
b. Untuk memudahkan penskoran, setiap rentang skor diberi rincian berdasarkan kualitas jawaban, misalnya untuk rentang skor 0 - 3: jawaban tidak sesuai dengan kriteria = 0, sebagian kecil sesuai dengan kriteria = 1, sebagian besar sesuai dengan kriteria = 2, hampir seluruhnya sesuai dengan kriteria = 3.
3. Jumlahkan skor tertinggi dari tiap-tiap rentang skor yang telah ditetapkan. Jumlah skor dari beberapa kriteria ini disebut skor maksimum dari satu soal.
BACA JUGA: SISTEMATIKA LAPORAN PRAKTEKUM IPA
Prosedur Penskoran pada Soal Uraian:
1. Pemberian skor sebaiknya dilakukan per nomor soal yang sama untuk semua jawaban peserta didik agar konsistensi dalam penskoran dan skor yang dihasilkan adil.
a. Pemberian skor pada soal uraian objektif:
· Periksalah jawaban dan cocokkan dengan pedoman penskoran.
· Setiap jawaban yang sesuai dengan kunci diberi skor 1, sedangkan yang tidak sesuai diberi skor 0. Tidak ada skor selain 0 dan 1.
b. Pemberian skor pada soal uraian non-objektif:
· Periksalah jawaban dan cocokkan dengan pedoman penskoran.
· Pemberian skor disesuaikan antara kualitas jawaban dan kriteria jawaban.
2. Hitunglah jumlah skor perolehan peserta didik pada setiap nomor butir soal.
Contoh Soal Uraian Objektif
Perhatikan gambar berikut!
Pada proses klasifikasi tanaman, pohon A, B, dan C tergolong dalam kelompok yang sama karena memiliki ciri yang sama.
Tentukan kelompok tanaman untuk ketiga pohon tersebut dan sebutkan 3 (tiga) ciri yang menjadi dasar pengelompokannya!
Pedoman Penskoran
No. |
Kunci Jawaban |
Skor |
1 |
Ketiga pohon tersebut termasuk kelompok dikotil Ciri: 1. Berakar tunggang ………………………...............1 2. Biji berkeping dua ………………………………..1 3. Bentuk tulang daun menyirip …………………….1 4. Batangnya dapat tumbuh besar dan berkayu..........1 5. Batangnya bercabang …………………………….1 Catatan: Pilih 3 dari 5 alternatif jawaban untuk ciri tanaman. |
1
3 |
Skor maksimum |
4 |
Contoh Soal Uraian Non-objektif
Buatlah sebuah karangan yang panjangnya sekitar 250-300 kata dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Pilihlah salah satu topik dari dua topik yang disediakan berikut.
a. Pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan prestasi belajar.
b. Mendorong minat baca untuk meningkatkan prestasi belajar.
2. Kerangka karangan terdiri atas:
A. Latar belakang masalah
B. Isi
Ø Gambaran kondisi saat ini
Ø Gambaran kondisi yang diharapkan
C. Strategi (Strategi yang digunakan untuk mencapai kondisi yang diharapkan)
3. Judul karangan Anda tentukan sendiri.
Aspek yang akan dinilai meliputi, kesesuaian isi karangan dengan topik, koherensi antarkalimat, ejaan, dan tanda baca.
Pedoman Penskoran
No. |
Aspek yang Dinilai |
Skor |
1 |
Kesesuaian isi dengan topik |
0 – 2 |
|
· Isi karangan sesuai dengan topik · Isi karangan kurang sesuai dengan topik · Isi karangan tidak sesuai dengan topik |
2 1 0 |
2 |
Koherensi antarkalimat |
0 – 2 |
· Semua kalimat berkoherensi · Kalimat kurang berkoherensi · Semua kalimat tidak berkoherensi |
2 1 0 |
|
3 |
Ejaan dan Tanda Baca |
0 – 2 |
· Semua penggunaan ejaan dan tanda baca tepat · Penggunaan ejaan dan tanda baca kurang tepat · Semua penggunaan ejaan dan tanda baca tidak tepat |
2 1 0 |
|
Skor maksimum |
6 |
Perhitungan Nilai Soal Uraian
Keterangan:
Ni = Nilai untuk satu nomor soal tertentu setelah dikalikan dengan bobot.
ai = Skor perolehan peserta didik pada satu nomor soal tertentu.
c = Skor maksimum untuk nomor soal itu.
b = Bobot soal dari soal itu.
Jumlahkan semua nilai (Ni) yang telah diperoleh peserta didik dalam perangkat tes. Jumlah ini disebut nilai akhir dari satu perangkat tes uraian yang disajikan.
Pembobotan Soal Uraian
Pembobotan soal uraian dilakukan dengan mempertimbangkan:
(1) kedalaman/keluasan materi antarsoal,
(2) kerumitan/kompleksitas jawaban, dan
(3) level kognitif yang diukur.
Pembobotan soal uraian dilakukan setelah menjadi satu perangkat tes.
Contoh: Perhitungan nilai akhir soal uraian.
No. |
Bobot |
Skor |
Nilai Perolehan |
|
Perolehan |
Perolehan |
|||
1 |
30 |
4 |
2/4 X 30 |
15 |
2 |
20 |
6 |
3/6 X 20 |
10 |
3 |
20 |
8 |
8/8 X 20 |
20 |
4 |
30 |
5 |
5/5 X 30 |
30 |
Nilai Total |
75 |
D. Telaah, dan revisi soal.
Penelaahan soal merupakan pengujian mutu butir soal secara kualitatif yang bertujuan untuk memastikan setiap butir soal telah memenuhi kaidah dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Penelaahan soal dilakukan oleh ahli materi dan ahli konstruksi.
Dari hasil telaah, soal-soal tersebut dapat diklasifikasikan menjadi (1) Soal diterima, jika sesuai dengan kaidah penulisan soal, (2) Soal direvisi, jika hanya memenuhi sebagian kaidah penulisan soal, dan (3) Soal ditolak, jika tidak sesuai dengan indikator.
Contoh Format Telaah
Telaah Butir Soal
Mata Pelajaran : …
Jumlah/Bentuk Soal : …
No |
Aspek yang dinilai |
Nomer Soal |
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
.. |
||
Materi |
|||||||
1 |
Soal sesuai dengan indikator |
|
|
|
|
|
|
2 |
Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi |
|
|
|
|
|
|
3 |
Setiap soal mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar |
|
|
|
|
|
|
Konstruksi |
|||||||
4 |
Pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas. |
|
|
|
|
|
|
5 |
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. |
|
|
|
|
|
|
6 |
Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban benar. |
|
|
|
|
|
|
7 |
Pokok soal tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. |
|
|
|
|
|
|
8 |
Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama. |
|
|
|
|
|
|
9 |
Pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban di atas salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”. |
|
|
|
|
|
|
10 |
Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau kronologisnya. |
|
|
|
|
|
|
11 |
Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal jelas, berfungsi, tidak memunculkan kebingungan, dan mempunyai tingkat keterbacaan tinggi. |
|
|
|
|
|
|
12 |
Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. |
|
|
|
|
|
|
Bahasa |
|||||||
13 |
Setiap soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia |
|
|
|
|
|
|
14 |
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional |
|
|
|
|
|
|
15 |
Setiap soal menggunakan bahasa yang komunikatif |
|
|
|
|
|
|
16 |
Setiap pilihan jawaban tidak mengulang kata atau frasa yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian |
|
|
|
|
|
|
Sekian Dahulu pemaparan kali semoga bermanfaat, dan sebagai bentuk dukungan anda cukup tinggalkan komentar untuk perbaiakn artikel berikutnya
Sumber : Buku Panduan Penilaian Tertulis Terbitan Kemendiknas.
EmoticonEmoticon